Publikasi ilmiah adalah puncak dari semua kerja penelitian. Tanpa dipublikasikan, hasil penelitian sehebat apapun akan dianggap tidak berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan. Mempublikasikan hasil riset di jurnal ilmiah ditujukan untuk memperbaiki dan memperkaya khazanah suatu bidang ilmu yang akhirnya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki taraf kehidupan umat manusia. Dalam tataran praktis, publikasi juga penting untuk mendapatkan promosi akademik, beasiswa, dana riset, kerja yang lebih layak, dan untuk level institusional, publikasi menjadi salah satu kriteria utama dalam menentukan ranking universitas.
Makalah ilmiah merupakan laporan tertulis yang dipublikasikan secara umum dan menyajikan hasil kerja penelitian yang orisinil. Informasi yang terkandung dalam suatu makalah ilmiah harus cukup sehingga memungkinkan para peneliti mampu mengkaji dan mengulang hasil-hasil penelitiannya. Setiap peneliti selalu bermimpi untuk mampu mempublikasikan makalah mereka di jurnal-jurnal terkemuka di bidangnya, yang mempunyai faktor impak (impact factor) tinggi atau minimal terdaftar di database Scopus. Sedapat mungkin kita hindari artikel kita terbit di jurnal-jurnal yang dikategorikan jurnal sampah yang biasanya dicirikan dengan jumlah artikel sangat minim dan berkualitas seadanya. Bahkan, di database perpustakaan di universitas kita pun jurnal-jurnal seperti itu tidak muncul. Oleh karena itu, menulis artikel yang berkualitas menjadi pekerjaan utama selain kerja eksperimen hingga menganalisis data eksperimen.
Menulis makalah riset merupakan pekerjaan yang sulit dan selalu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kemahiran bahasa Inggris, kemampuan riset, dan penguasaan terhadap bidang keilmuan yang diteliti. Ketiganya menjadi prasyarat mutlak untuk mampu menulis artikel ilmiah yang berkualitas. Bahkan setelah selesai menyerahkan artikel ke jurnal, perjalanan berikutnya hingga artikel tersebut terbit sesungguhnya masih panjang, melelahkan, dan kadang menyakitkan. Dalam konteks bahasa, penulisan ilmiah mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda dari penulisan fiksi. Menulis artikel jurnal memerlukan objektivtas, bahasa formal, singkat, dan mudah (straightforward). Kita sering menjumpai sebagian artikel ilmiah dan tesis ditulis tanpa membuang gaya penulisan umum. Tidak sedikit para akademisi yang tidak menyadari bahwa kosakata, frase, dan istilah yang mereka gunakan tidak sesuai untuk penulisan ilmiah. Itulah sebagian tantangan yang sering membuat sebagian peneliti merasa kurang memenuhi syarat untuk bisa menulis makalah yang bisa diterima di jurnal ilmiah, yang akhirnya mereka merasa berat untuk memulai kerja penulisan artikel jurnal. Kami Brighthon Academy menawarkan kursus penulisan artikel jurnal terindeks dengan tujuan semua peserta akan mampu mempublikasikan artikel mereka di jurnal-jurnal terindeks Scopus dan/atau ISI.